sesuaikan dengan kemampuan kantong pribadi. Kini, dari kota sampai kepelosok desa sudah bisa memanfaatkan teknologi ini. Sebab, sinyalnya sudah merambat dan melakukan penetrasi sampai ke sudut negeri. Hasilnya, hubungan atau komunikasi ke segala penjuru lancar. Luar biasa.
Masalah muncul karena handphone berhubunngan harta pribadi. Jadi, pemakaiannya terserah pada pribadi-pribadi itu pula. walhasil dari anak SD sampai SMP, tidak pagi atau sore, mereka sibuk main handphone. Kini sudah menjadi pemandangan umum, di sekolah-sekolah para siswa sibuk bermain peranti telekomunikasi itu.
Tak hanya saat istirahat, sewaktu belajar pun ada siswa yang mencuri-curi bermain handphone. Perpustakaan yang seharusnya ruang untuk membaca dijadikan arena lomba mengirim pesan singkat atau FaceBook. Sepertinya memang banyak remaja kita yang terpesona dan terperdaya oleh handphone. Hasilnya sudah ada sekolah yang mengeluarkan larangan membawa handphone kesekolah. Tentu ini masalah baru lagi.
Kalau di larang membawa handphone kesekolah dikatakan menghambat kemajuan. Sebaliknya, jika dibiarkan jadi keterlaluan, dan akan membuat mereka masa depan. Sebab, pesona peranti itu bisa membuat siswa kita lupa belajar.
Jadi, sebaiknya bagaimana supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau privacy-nya terganggu?. Biarkan saja mereka membawa handphone ke sekolah. syaratnya alat itu tidak boleh dibuka atau dimainkan selama jam sekolah, kecuali setelah para siswa pulang, atau diluar pagar sekolah. alat itu akan berguna, misalnya menghubungi orang tua. Atau bagi siswa sedang dalam perawatan Dokter karena baru saja operasi jantung, handphone perlu sebagai alat komunikasi jika ada kelainan pada jantungnya.
Lembaga pendidikan memang harus segera membuat kebijakan tentang pemakaian handphone bagi anak didik agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Negara Finlandia sebagai produsen handphone juga membuat aturan di tempat mana saja alat itu boleh digunakan.
Masalah muncul karena handphone berhubunngan harta pribadi. Jadi, pemakaiannya terserah pada pribadi-pribadi itu pula. walhasil dari anak SD sampai SMP, tidak pagi atau sore, mereka sibuk main handphone. Kini sudah menjadi pemandangan umum, di sekolah-sekolah para siswa sibuk bermain peranti telekomunikasi itu.
Tak hanya saat istirahat, sewaktu belajar pun ada siswa yang mencuri-curi bermain handphone. Perpustakaan yang seharusnya ruang untuk membaca dijadikan arena lomba mengirim pesan singkat atau FaceBook. Sepertinya memang banyak remaja kita yang terpesona dan terperdaya oleh handphone. Hasilnya sudah ada sekolah yang mengeluarkan larangan membawa handphone kesekolah. Tentu ini masalah baru lagi.
Kalau di larang membawa handphone kesekolah dikatakan menghambat kemajuan. Sebaliknya, jika dibiarkan jadi keterlaluan, dan akan membuat mereka masa depan. Sebab, pesona peranti itu bisa membuat siswa kita lupa belajar.
Jadi, sebaiknya bagaimana supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau privacy-nya terganggu?. Biarkan saja mereka membawa handphone ke sekolah. syaratnya alat itu tidak boleh dibuka atau dimainkan selama jam sekolah, kecuali setelah para siswa pulang, atau diluar pagar sekolah. alat itu akan berguna, misalnya menghubungi orang tua. Atau bagi siswa sedang dalam perawatan Dokter karena baru saja operasi jantung, handphone perlu sebagai alat komunikasi jika ada kelainan pada jantungnya.
Lembaga pendidikan memang harus segera membuat kebijakan tentang pemakaian handphone bagi anak didik agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Negara Finlandia sebagai produsen handphone juga membuat aturan di tempat mana saja alat itu boleh digunakan.