Seperti dilansir ABC News, edisi pekan lalu, dugaan itu mengemuka setelah ada sejumlah penelitian. Para peneliti menemukan jutaan bakteri
'super' tumbuh dengan sangat cepat di Danau Diamante, kawasan gunung berapi Galan.
Letak danau itu persis di tengah kawah gunung berapi Galan di ketinggian 15.400 kaki (sekitar 4.700 meter) di atas permukaan laut. Bakteri-bakteri super itu dilaporkan sangat lapar oksigen.
Habitat tempat bakteri ini hidup mirip zaman bumi primitif. Saat sebelum ada kehidupan, dan ketika organisme mulai bernafas, serta masih adanya mahluk yang mulai melindungi diri dari lapisan oksigen di atmosfir.
Habitat bakteri ini memiliki kadar arsenik dan alkali sangat tinggi. Arsen atau arseniki diketahui memiliki kadar racun yang hebat. Alkali adalah kumpulan logam tanah yang terdiri dari beberapa unsur. Logam ini baru dapat mencair pada suhu yang sangat tinggi. Dua diantara unsur alkali adalah Magnesium dan Kalsium.
"Temuan ini sangat penting bagi dunia ilmiah. Dia menjadi 'jendela' bagi manusia melihat masa lalu, dan juga dengan apa yang disebut astrobiologi, studi tentang kehidupan di planet lain," kata Maria Eugenia Farias, salah satu peneliti yang menemukan makhluk hidup di danau ekstrim ini.
Dia menilai, jika bakteri dapat hidup dalam kondisi ekstrim ini, teorinya bakteri-bakteri itu juga dapat bertahan hidup di planet lain, seperti di Mars. Tempat ini pun disebut "Extremophiles" alias habitat 'pecinta' kondisi ekstrim.
Temuan yang mengejutkan ini bisa menjadi nilai lebih bagi industri bisnis. Misalnya, bakteri yang dapat mengurai lipid dalam deterjen juga ditemukan.
Farias menyebutkan bakteria ini yang disebut polyextremophiles adalah suatu pengecualian, karena dapat hidup dan berkembang dalam kondisi sangat ekstrim.
"Apa yang kami miliki di sini adalah serangkaian kondisi ekstrim dalam satu tempat. Inilah yang membuat tempat ini unik di dunia," kata Farias yang juga ahli mikrobiologi di Ilmiah Nasional dan Teknik, Research Council di Propinsi Tucuman.
Danau ini memiliki tingkat arsenik sangat tinggi yakni 20.000 kali lebih tinggi daripada tingkat aman untuk minum air. Suhunya sering di bawah titik beku. Danau ini sangat asin, bahkan lima kali lebih asin daripada air laut. Sehingga pernah terbentuk padatan es di lokasi ini.
DNA bakteri di danau ini dapat bermutasi untuk bertahan hidup pada radiasi ultra-violet. Bakteri ini juga dapat hidup dalam kadar oksigen rendah seperti ditemukan pada ketinggian itu. "Ini sangat menarik bagi industri farmasi," kata Farias. Dia menambahkan, temuan ini juga bisa memiliki aplikasi komersial masa depan dalam produk seperti tabir surya.