"Kegiatan ini dilakukan secara tersembunyi dan telah berlangsung cukup lama," ungkap Mandenas yang juga merupakan anggota Komisi C DPRD Papua. Ia menambahkan, Freeport telah mencuri hasil kekayaan masyarakat Papua dan membohongi pemerintah dengan hasil tambang yang disalurkan lewat jaringan pipa-pipa bawah tanah.
"Selain emas, uranium juga diproduksi oleh Freeport," imbuh dia. Informasi ini, menurut dia, didapatkan dari sejumlah masyarakat dan karyawan Freeport di Timika. "Selain karyawan dan masyarakat, saya juga mendapat laporan dari sumber yang dapat dipercaya," tandas dia.
Hal ini sangat disayangkan mengingat pajak yang didapatkan dari perusahaan emas terbesar didunia ini, hanya berjumlah Rp 30 miliar pada tahun lalu. Mandenas juga mengeluhkan Dewan belum bisa bergerak karena terkendala masalah klasik, yaitu belum ada alokasi dana untuk turun ke lapangan. "Kami belum bisa ke lapangan karena terkendala dana," katanya