Bahkan pasukan yang berjumlah 401 orang dari kesatuan Kopassus dan Marinir tersebut sempat akan menyerbu perompak ketika berada di laut lepas. Namun, penyerbuan ini urung dilakukan saat para perompak merapatkan kapal ke tepi pantai.
Hal tersebut disampaikan Menkopohukam Djoko Suyanto saat menggelar konfrensi pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Djoko menjelaskan, opsi militer sempat dipertimbangkan karena Sinar Kudus sempat dijadikan kapal induk oleh para perompak untuk membajak kapal-kapal lainnya di laut lepas. Namun, pada tanggal 2 April kapal dibawa perompak merapat di pantai dekat markas mereka di Puntland, berjejer dengan puluhan kapal sandera. Di tempat ini perompak menjaga dengan sangat intensif semua kapal hasil pembajakan mereka.
“Opsi penyerbuan menjadi sangat complicated, maka menjadi beresiko tinggi. Bisa dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan tinggi kalau ada di laut lepas,” katanya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (15/4/2011) malam.
Djoko menuturkan dari semua pilihan yang ada, pemerintah mengedepankan opsi negosiasi dengan para perompak sambil menunggu saat yang tepat untuk melakukan operasi pembebasan. Sebab, tujuan utama opsi-opsi ini adalah keselamatan 20 anak buah kapal dari Indonesia.