adalah atas kehendak–Nya.
Segala usaha telah kita lakukan demi tercapainya sebuah cita-cita, namun jika itu belum membuahkan hasil, hendaknya kita berfikir lebih obyektif terhadap apa yang telah ada dan menggunakan imajinasi kita untuk berfikir dengan dimensi yang berbeda. Berbagai argumentasi bisa berkembang dengan persfektif yang berbeda dan dari kalangan yang berbeda, baik itu dari kalangan yang latar belakang pendidikannya sederhana sampai kepada orang-orang yang berstatus teknokrat, semua asumsi di akumulasi kedalam sesuatu yang positif dan negatif mulai dari isu korupsi kolusi dan nepotisme.
Sangat ironis memang jika seseorang yang dalam proses skoring memiliki peluang untuk lulus ternyata tidak terakomodasi dalam penetuan kelulusan, begitu juga jika yang terjadi adalah sebaliknya. Hal yang seperti ini sudah pasti akan menimbulkan kontradiksi akibat adanya suatu diskriminasi antara yang membayar sejumlah uang dan yang tidak, maka tidak mengherankan ketika memasuki dunia kerja yang sesunguhnya akan terjadi ketimpangan meskipun implikasinya tidak signifikan.
Harus kita akui bahwa Sebagian orang inginnya selalu mau INSTAN tanpa melalui proses yang wajar, hal ini bisa terjadi setiap hari kapan dan dimana pun. Inilah salah satu faktor yang membuat Negara yang kita cintai ini menjadi negara yang terbelakang dari berbagai sektor, baik pemerintahan, pendidikan dan masih banyak lagi hal-hal yang sangat jauh dari kewajaran, saya sebagai warga Negara INDONESIA sangat kecewa dengan proses yang tidak sehat. Sketsa kehipan Bangsa kita masih sangat jauh dari kemajuan, kita tidak pernah bercermin ke negara-negara yang sudah lebih dulu maju, bagaimana mereka melakukan proses rekruitmen.
Sadar atau tidak bahwa kita sangat mengiginkan suatu pekerjaan yang layak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang kita miliki, tetapi itulah hidup yang memaksa kita untuk berkompetisi dalam segala hal, saya menganut paham bahwa setinggi apapun gelar akademik seseorang JIKA ia tidak mampu untuk mentrasfer ilmunya untuk orang lain, maka gelar akademik itu tidak ada artinya sama sekali.
sebagian orang mengatakan bahwa pekerjaan dan stastus sosial adalah segalanya, halal atau haram menjadi tidak penting lagi, saya teringat dengan ucapan seorang utaz di akhir tahun 2008 yang mengatankan bahwa "pemberi uang suap maupun penerima uang suap keduanya berdosa DAN barang siapa yang lulus dengan cara yang haram maka gajinya juga haram untuk ia makan". Namun yang paling penting adalah bahwa kita harus selalu optimis apapun yang terjadi, berserah diri kepada sang pencipta adalah salah satu hal yang bijaksana terhadap diri kita sendiri dan kegagalan yang terjadi anggap saja bahwa itu adalah seleksi alam, tidak berusaha untuk mencari siapa yang salah sehinga menjadikan apa yang terjadi bersifat representatif untuk semua orang.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa kita telah berusaha untuk yang terbaik, baik itu untuk diri kita sendiri maupun untuk kedua orang tua tercinta, bahwa hanya dengan bersyukur terhadap apa yang telah terjadi mampu menjauhkan kita terhadap dugaan yang tidak bisa kita buktikan kebenarannya.
Ingin rasanya aku marah dan meludahi wajah orang-orang yang dengan sengaja melakukan kebohongan dan dilakukan secara sistemastis dan terencana lalu kemudian dilakukan dalam keadaan sadar bahwa apa yang mereka perbuat adalah sesuatu yang mencederai kermunian perjuangan seseorang untuk menggapai sukses, apakah sebegitu mahalnya sebuah kejujuran di negeri ini? Sehingga harus mengorbankan keadilan dan akuntabilitas yang murni dimiliki oleh setiap manusia, aku merasa bahwa hak azasiku sebagai manusia telah dilanggar, bahkan mungkin bukan hanya aku saja yang merasa demikian, ribuan orang akan bertanya-tanya ada apa gerangan sehingga terjadi kecurangan yang sangat merugikan, inilah indonesia yang segala macam cara bisa menjadi halal tanpa mempertimbangkan implikasi yang bisa terjadi akibat keserakahan.
MEREKA MENYADARI bahwa ALLAH SWT Maha melihat apa yang telah MEREKA lakukan dan para malaikatnya mencatat setiap kesalahan yang MEREKA lakukan, kenikmatan duniawi telah membutakan mata hati orang-orang yang punya kekuasaan, tidak bisa kita pungkiri bahwa seperti itulah potret kehidupan orang-orang yang punya kekuasaan di negeri ini.
aku telah bersumpah bahwa ketika aku mendapatkan kedudukan maka aku tidak akan menerima uang atau barang yang bukan hak saya,saya akan selalu berusaha untuk menjauhi hal-hal yang berhubungan dengan korupsi dan tidak akan menggunakan hal-hal yang tidak halal. Insaya Allah.
Argumentasi ini Saya tujukan kepada Saudara-saudara yang meras ada ketimpangan atau kecurangan dalam proses rekruitmen atau kompetisi yang baru saja kita lalui bersama.
Jika ingin mendengarkan dalam bentuk audio, silahkan Download dan sebarkan..!
DOWNLOAD>>Argumentasi Seleksi CPNS.mp3
Segala usaha telah kita lakukan demi tercapainya sebuah cita-cita, namun jika itu belum membuahkan hasil, hendaknya kita berfikir lebih obyektif terhadap apa yang telah ada dan menggunakan imajinasi kita untuk berfikir dengan dimensi yang berbeda. Berbagai argumentasi bisa berkembang dengan persfektif yang berbeda dan dari kalangan yang berbeda, baik itu dari kalangan yang latar belakang pendidikannya sederhana sampai kepada orang-orang yang berstatus teknokrat, semua asumsi di akumulasi kedalam sesuatu yang positif dan negatif mulai dari isu korupsi kolusi dan nepotisme.
Sangat ironis memang jika seseorang yang dalam proses skoring memiliki peluang untuk lulus ternyata tidak terakomodasi dalam penetuan kelulusan, begitu juga jika yang terjadi adalah sebaliknya. Hal yang seperti ini sudah pasti akan menimbulkan kontradiksi akibat adanya suatu diskriminasi antara yang membayar sejumlah uang dan yang tidak, maka tidak mengherankan ketika memasuki dunia kerja yang sesunguhnya akan terjadi ketimpangan meskipun implikasinya tidak signifikan.
Harus kita akui bahwa Sebagian orang inginnya selalu mau INSTAN tanpa melalui proses yang wajar, hal ini bisa terjadi setiap hari kapan dan dimana pun. Inilah salah satu faktor yang membuat Negara yang kita cintai ini menjadi negara yang terbelakang dari berbagai sektor, baik pemerintahan, pendidikan dan masih banyak lagi hal-hal yang sangat jauh dari kewajaran, saya sebagai warga Negara INDONESIA sangat kecewa dengan proses yang tidak sehat. Sketsa kehipan Bangsa kita masih sangat jauh dari kemajuan, kita tidak pernah bercermin ke negara-negara yang sudah lebih dulu maju, bagaimana mereka melakukan proses rekruitmen.
Sadar atau tidak bahwa kita sangat mengiginkan suatu pekerjaan yang layak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang kita miliki, tetapi itulah hidup yang memaksa kita untuk berkompetisi dalam segala hal, saya menganut paham bahwa setinggi apapun gelar akademik seseorang JIKA ia tidak mampu untuk mentrasfer ilmunya untuk orang lain, maka gelar akademik itu tidak ada artinya sama sekali.
sebagian orang mengatakan bahwa pekerjaan dan stastus sosial adalah segalanya, halal atau haram menjadi tidak penting lagi, saya teringat dengan ucapan seorang utaz di akhir tahun 2008 yang mengatankan bahwa "pemberi uang suap maupun penerima uang suap keduanya berdosa DAN barang siapa yang lulus dengan cara yang haram maka gajinya juga haram untuk ia makan". Namun yang paling penting adalah bahwa kita harus selalu optimis apapun yang terjadi, berserah diri kepada sang pencipta adalah salah satu hal yang bijaksana terhadap diri kita sendiri dan kegagalan yang terjadi anggap saja bahwa itu adalah seleksi alam, tidak berusaha untuk mencari siapa yang salah sehinga menjadikan apa yang terjadi bersifat representatif untuk semua orang.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa kita telah berusaha untuk yang terbaik, baik itu untuk diri kita sendiri maupun untuk kedua orang tua tercinta, bahwa hanya dengan bersyukur terhadap apa yang telah terjadi mampu menjauhkan kita terhadap dugaan yang tidak bisa kita buktikan kebenarannya.
Ingin rasanya aku marah dan meludahi wajah orang-orang yang dengan sengaja melakukan kebohongan dan dilakukan secara sistemastis dan terencana lalu kemudian dilakukan dalam keadaan sadar bahwa apa yang mereka perbuat adalah sesuatu yang mencederai kermunian perjuangan seseorang untuk menggapai sukses, apakah sebegitu mahalnya sebuah kejujuran di negeri ini? Sehingga harus mengorbankan keadilan dan akuntabilitas yang murni dimiliki oleh setiap manusia, aku merasa bahwa hak azasiku sebagai manusia telah dilanggar, bahkan mungkin bukan hanya aku saja yang merasa demikian, ribuan orang akan bertanya-tanya ada apa gerangan sehingga terjadi kecurangan yang sangat merugikan, inilah indonesia yang segala macam cara bisa menjadi halal tanpa mempertimbangkan implikasi yang bisa terjadi akibat keserakahan.
MEREKA MENYADARI bahwa ALLAH SWT Maha melihat apa yang telah MEREKA lakukan dan para malaikatnya mencatat setiap kesalahan yang MEREKA lakukan, kenikmatan duniawi telah membutakan mata hati orang-orang yang punya kekuasaan, tidak bisa kita pungkiri bahwa seperti itulah potret kehidupan orang-orang yang punya kekuasaan di negeri ini.
aku telah bersumpah bahwa ketika aku mendapatkan kedudukan maka aku tidak akan menerima uang atau barang yang bukan hak saya,saya akan selalu berusaha untuk menjauhi hal-hal yang berhubungan dengan korupsi dan tidak akan menggunakan hal-hal yang tidak halal. Insaya Allah.
Argumentasi ini Saya tujukan kepada Saudara-saudara yang meras ada ketimpangan atau kecurangan dalam proses rekruitmen atau kompetisi yang baru saja kita lalui bersama.
Jika ingin mendengarkan dalam bentuk audio, silahkan Download dan sebarkan..!
DOWNLOAD>>Argumentasi Seleksi CPNS.mp3